REVIEW FILM LITTEL BIG MASTER
Pendidikan
adalah salah satu kepentingan yang harus dipenuhi dalam kehidupan ini. Namun
banyak juga di kalangan masyarakat yang belum bisa memenuhi pendidikannya. Sama
halnya dalam alur cerita yang dipaparkan dalam film ini. Menceritakan betapa
susahnya perjuangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Film Little Big
Master berdasarkan kisah nyata yang bercerita tentang mantan kepala sekolah
elit yang menjadi sukarelawan di sekolah yang terpencil dengan kondisi yang
buruk dan staf pengajar yang mengundurkan diri. Serta murid yang tersisa 5
orang saja. Sehingga sekolah yang sudah didirikan mulai tahun 1950 terancam
dibubarkan.
Dalam
film ini menceritakan bagaimana fisik dari sekolah yang tidak layak huni. Dinding-dinding
sekolah yang kotor dan berjamur. Serta tanaman-tanaman dan pohon-pohon yang
sudah lama tidak dirawat, ruang kelas yang sudah rusak dan lain-lain. Film ini
juga menggambarkan betapa sulitnya usaha orang-orang yang tidak mampu harus memperjuangkan untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Ada salah satu adegan dimana murid-murid
ditanya tentang mimpi-mimpi mereka, namun tidak seperti anak-anak pada umumnya
yang mempunyai mimpi besar, tetapi mereka bermimpi dengan sesuatu yang
sederhana yang sesuai dengan keadaan hidup mereka.
Hal
ini menggambarkan mereka bahwa dimulai dari masa kecil mereka harus berusaha
dan bekerja keras. Sehingga mereka tidak merasakan masa kecil yang
sesungguhnya. Salah seorang murid yang orang tuannya sebagai tukang sampah
selalu mengajak anaknya bekerja setelah pulang sekolah. Dan untuk membantu
pembiyayaan pengobatan karena mereka tidak mempunyai uang yang cukup. Namun
imbalan yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil sampah yang dikumpulkan.
Lingkungan tempat tinggal mereka yang kumuh dan kotor menunjukan bagaimana bahwa
susahnya untuk mendaptkan kehidupan dan pendidikan yang baik. Sehingga
lingkungan ini tidak baik untuk anak-anak.
Pesan
yang disampaikan dalam film ini bahwa menjadi guru jangan melihat penghasilan
yang didapatkan, namun ketulusan dan keiklasan
seorang guru dalam mendidik untuk suatu kebaikan. Dalam film ini mantan
kepala sekolah elit yang menjadi sukarelawan untuk sekolah yang hampir ditutup, agar murid-murid di
sekolah tersebut bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan mendapat kehidupan
yang lebih baik. Guru tersebut sebenarnnya mendapat tawaran oleh perusahaan
namun dia menolaknnya. Karena dia menganggap bahwa perusahaan itu menganggap
pendidikan sebagai ladang bisnis. Hal ini mengajarkan bahwa dia tidak mengejar
materi namun mengejar kesuksesan untuk masyarakat dan perubahan pendidikan yang
lebih baik. Serat tulus dalam mengajar murid-murid untuk kebaikan bersama. Dan
mengajarkan bahwa untuk melakukan suatu perubahan harus dimulai dari inisiatif
diri sendiri, tanpa menunggu perintah orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar